Festival Jazz: Kritik Indra Lesmana dan Tantangan Identitas di Panggung Musik Indonesia
14.07.2025

 


Diskursus soal wajah festival jazz di Indonesia kembali memanas setelah Indra Lesmana melontarkan kritik pedas lewat unggahan Instagram Story-nya. Indra menyoroti makin minimnya musisi jazz tulen yang tampil di festival berlabel "jazz", yang menurutnya membuat festival kehilangan jiwanya. Ia menegaskan bahwa jazz belum mati dan justru terus berevolusi lewat tangan seniman muda yang kreatif, hanya saja ruang panggung untuk mereka makin sempit, tergeser oleh line-up pop dan genre lain yang lebih menjanjikan secara komersial. “Festival jazz harus terasa seperti jazz. Jangan hanya kejar angka,” tulis Indra, mengingatkan promotor agar line-up mereka bicara bukan hanya ke pasar, tapi juga ke jiwa musik jazz itu sendiri.


Respon pun datang cepat dari Anas Alimi, founder Prambanan Jazz, lewat surat terbuka di media sosial. Menurut Anas, jazz adalah spirit improvisasi, bukan sekadar soal genre. Ia mencontohkan festival besar dunia seperti Montreux dan North Sea Jazz yang juga menampilkan musisi non-jazz seperti Radiohead atau John Legend di panggung yang sama dengan legenda jazz. Festival musik, kata Anas, adalah ritual budaya dan ekonomi, bukan sekadar altar estetika. Baginya, menghadirkan musisi pop hingga Korea-Amerika di Prambanan Jazz adalah strategi agar generasi baru tetap tertarik, tiket laku, kru bisa makan, dan festival terus hidup. "Jazz is the big umbrella," kutip Anas dari Miles Davis.


Perdebatan ini pun memantik diskusi di kalangan netizen. Ada yang sepakat dengan Indra Lesmana, menuntut marwah jazz dikembalikan dalam festival jazz. Ada pula yang realistis seperti Anas, memahami bahwa ekosistem festival harus berjalan agar tetap sustain. Tak sedikit juga yang mengusulkan solusi kompromi: jika memang line-up festival makin beragam, sebaiknya berganti nama saja jadi “Festival Musik Prambanan” agar tak menyesatkan ekspektasi publik soal jazz. Di tengah silang pendapat ini, satu hal jadi jelas: jazz di Indonesia masih hidup, dan perdebatan soal ruangnya di panggung festival membuktikan gairah itu belum padam.